Ada sebuah kata kunci yang menjadi titik awal proses meneliti, yaitu membuat research question (RQ): how to make a good research question? how to make a good idea?. Bagaimana membuat pertanyaan riset yang baik, bagaimana menemukan ide yang baik, atau bagaimana mengembangkan masalah sains yang baik. Aku lupa baca di buku apa, tetapi seingatku di situ bilang membuat research question yang BAIK itu (tidak) lebih sulit dibanding melaksanakan risetnya sendiri.
Dalam bayanganku mencari RQ yang baik itu seolah-olah kita harus menjelajahi wilayah ilmu pengetahuan sampai ke tepi batas wilayah itu sendiri. sampai tahu batasnya dimana, seperti apa, dan sejauh mana wilayah ini dipetakan. Lebih dari itu, menjelajahi lagi apa yang bisa kita capai lagi di luar batas wilayah sains tersebut. Menjelajahi lembaran-lembaran ilmiah, menggali temuan-temuan, dan menuai celah-celah sains yang belum tergarap.
"Itu juga yang jadi alasan kenapa setiap kandidat doktor menyediakan waktu sampe 1 semester untuk bikin proposal. Temenku di sini bahkan ada yang sampai satu tahun hanya untuk merumuskan RQ dalam proposal yang panjangnya 10-12 halaman. Memang, bro, hanya latihan baca, tulis, dan juga bertanya yang bisa bikin kita mahir membuat RQ. Semudah-mudahnya tutorial tidak akan membantu jika kita tidak bener-bener praktik." Ujaran Pak Anton kepada saya yang menegaskan bahwa dengan praktik, praktik, dan praktik lah kita bisa membuat RQ yang baik.
Bagaimana caranya membuat RQ? ini resepnya menurut Mr. Anton. Sebelum sampai ke RQ ini tentunya kita harus bikin literature review. Jawaban yang singkat sekaligus berat dan mengundang pertanyaan lagi "How to make a good literature review". HOW?
sumber gambar: us.123rf.com