![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxyIDngxU1w-7m80jeh0j1G0Ti9GX21jts3Xtih91pi46Gh3lPxssU6ezRnkDysahculXK57hfhQGvOqYoZ0_DJ3O2Jp32eof6cJ9O-cjyDVqud_8eaXocGiDDFJVhd2QaVH4AcnMT8Cc/s200/mutu_info_ilm.png)
Di tengah information-driven society sekarang ini, informasi ilmiah sangat berlimpah ruah. Semakin bertambah tahun publikasi ilmiah berlipat jumlahnya. Kehadiran internet semakin meningkatkan keterjangkauannya hingga dapat diakses tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. Riset di berbagai belahan dunia dengan cepat bisa diketahui melalui berbagai penyedia jurnal secara online. Di sisi lain, ini juga menyebabkan ledakan informasi yang berkelanjutan. Keadaan seperti ini menyulitkan kita untuk senantiasa mendapatkan informasi yang up to date (terbaru) di berbagai bidang. Alih-alih mengharap demikian kita lebih baik fokus membangun kemampuan untuk melakukan penelusuran informasi ilmiah. Alasannya, tentu kita tidak mampu untuk bisa menjawab semua pertanyaan. Hal yang bisa kita lakukan yaitu mengetahui dimana tempat untuk mencari informasi ilmiah yang bermutu sesuai informasi yang dibutuhkan.
Sumber informasi terbaik adalah yang mampu menyediakan informasi yang valid dan relevansinya tinggi, namun tidak membutuhkan banyak upaya untuk mendapatkannya. Sumber informasi dapat dibagi menjadi 3 kategori literatur, yaitu primer, sekunder dan tersier. Tiap kategori tersebut memiliki kegunaan yang spesifik dalam proses pencarian informasi ilmiah. Literatur primer dimanfaatkan sebagai landasan atau basis semua informasi ilmiah. Literatur sekunder berfungsi menghubungkan pencari informasi dengan literatur primer. Adapun literatur tersier digunakan sebagai inti sari tubuh pengetahuan yang dibangun dari literatur primer. Literatur tersier baik dalam bentuk cetak atau elektronik merupakan tempat yang baik untuk memulai mencari informasi ilmiah.
Penggunaan dan manfaat ketiga kategori literatur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Literatur Primer
Literatur primer merupakan publikasi dari hasil penelitian, sebagai contoh jurnal ilmiah. Keunggulan dari literatur primer yaitu berupa informasi asli dan terkini. Namun, kelemahannya bahwa untuk mengambil informasi dari literatur ini dibutuhkan pengetahuan metode saintifik dan statistik. Literatur primer digunakan jika kita ingin mencari informasi yang terbaru.
Literatur Sekunder
Literatur sekunder adalah sumber informasi yang menyediakan tautan akses ke literatur primer, contohnya situs pangkalan abstrak dan indeks seperti PubMed. Keuntungan dari literatur sekunder yaitu tersedianya akses yang efisien ke literatur primer. Namun, untuk dapat menggunakan literatur sekunder maka pencari informasi harus menyesuaikan diri dengan cara penggunaan pangkalan data tersebut. Kita menggunakan literatur sekunder untuk memudahkan kita mencari literatur primer.
Literatur Tersier
Literatur tersier bisa disebut sebagai himpunan data dan konsep yang disari dari literatur primer. Contoh literatur tersier yaitu buku referensi, monografi obat, dan artikel ulasan (review). Keunggulannya bahwa sumber informasi ini relatif mudah dipahami pembaca. Namun kelemahannya adalah informasi tidak terkini karena adanya jarak waktu antara penulisan dan publikasinya. Literatur ini cocok digunakan oleh pencari informasi yang membutuhkan jawaban cepat dan informasi yang bersifat konseptual.
Sumber-sumber informasi tersebut dilihat dari sudut kualitasnya tentu beragam. Oleh sebab itu pembaca perlu lebih kritis mengevaluasi sumber-sumber informasi tersebut. Ada 4 (empat) kriteria yang bisa digunakan untuk mengevaluasi sumber informasi yang akan kita manfaatkan, yaitu kepengarangan (authorship), perujukan (attribution), penyingkapan (disclosure), dan peredaran (currency). Kepengarangan (authorship) menunjukkan kredibilitas dan kualifikasi penulis (author). Perujukan (attribution) mencerminkan sumber-sumber informasi ilmiah yang dirujuk oleh penulis. Sumber informasi berkualitas tinggi tentunya secara jelas mensitasi semua referensi yang digunakan dan atau memuat pustaka yang komprehensif. Penyingkapan (disclosure) merupakan kriteria untuk melihat ada tidaknya bias atau konflik kepentingan seperti dengan pemberi dana riset. Pemberi dana riset seharusnya dinyatakan secara jelas dalam pubikasinya. Peredaran (currency) menginformasikan keberlangsungan penerbitan publikasi.
Demikian sekelumit tulisan saya mengenai mutu sumber informas ilmiah. Lebih lanjut informasi tentang topik ini bisa anda baca di ajpe.
Sumber informasi terbaik adalah yang mampu menyediakan informasi yang valid dan relevansinya tinggi, namun tidak membutuhkan banyak upaya untuk mendapatkannya. Sumber informasi dapat dibagi menjadi 3 kategori literatur, yaitu primer, sekunder dan tersier. Tiap kategori tersebut memiliki kegunaan yang spesifik dalam proses pencarian informasi ilmiah. Literatur primer dimanfaatkan sebagai landasan atau basis semua informasi ilmiah. Literatur sekunder berfungsi menghubungkan pencari informasi dengan literatur primer. Adapun literatur tersier digunakan sebagai inti sari tubuh pengetahuan yang dibangun dari literatur primer. Literatur tersier baik dalam bentuk cetak atau elektronik merupakan tempat yang baik untuk memulai mencari informasi ilmiah.
Penggunaan dan manfaat ketiga kategori literatur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Literatur Primer
Literatur primer merupakan publikasi dari hasil penelitian, sebagai contoh jurnal ilmiah. Keunggulan dari literatur primer yaitu berupa informasi asli dan terkini. Namun, kelemahannya bahwa untuk mengambil informasi dari literatur ini dibutuhkan pengetahuan metode saintifik dan statistik. Literatur primer digunakan jika kita ingin mencari informasi yang terbaru.
Literatur Sekunder
Literatur sekunder adalah sumber informasi yang menyediakan tautan akses ke literatur primer, contohnya situs pangkalan abstrak dan indeks seperti PubMed. Keuntungan dari literatur sekunder yaitu tersedianya akses yang efisien ke literatur primer. Namun, untuk dapat menggunakan literatur sekunder maka pencari informasi harus menyesuaikan diri dengan cara penggunaan pangkalan data tersebut. Kita menggunakan literatur sekunder untuk memudahkan kita mencari literatur primer.
Literatur Tersier
Literatur tersier bisa disebut sebagai himpunan data dan konsep yang disari dari literatur primer. Contoh literatur tersier yaitu buku referensi, monografi obat, dan artikel ulasan (review). Keunggulannya bahwa sumber informasi ini relatif mudah dipahami pembaca. Namun kelemahannya adalah informasi tidak terkini karena adanya jarak waktu antara penulisan dan publikasinya. Literatur ini cocok digunakan oleh pencari informasi yang membutuhkan jawaban cepat dan informasi yang bersifat konseptual.
Sumber-sumber informasi tersebut dilihat dari sudut kualitasnya tentu beragam. Oleh sebab itu pembaca perlu lebih kritis mengevaluasi sumber-sumber informasi tersebut. Ada 4 (empat) kriteria yang bisa digunakan untuk mengevaluasi sumber informasi yang akan kita manfaatkan, yaitu kepengarangan (authorship), perujukan (attribution), penyingkapan (disclosure), dan peredaran (currency). Kepengarangan (authorship) menunjukkan kredibilitas dan kualifikasi penulis (author). Perujukan (attribution) mencerminkan sumber-sumber informasi ilmiah yang dirujuk oleh penulis. Sumber informasi berkualitas tinggi tentunya secara jelas mensitasi semua referensi yang digunakan dan atau memuat pustaka yang komprehensif. Penyingkapan (disclosure) merupakan kriteria untuk melihat ada tidaknya bias atau konflik kepentingan seperti dengan pemberi dana riset. Pemberi dana riset seharusnya dinyatakan secara jelas dalam pubikasinya. Peredaran (currency) menginformasikan keberlangsungan penerbitan publikasi.
Demikian sekelumit tulisan saya mengenai mutu sumber informas ilmiah. Lebih lanjut informasi tentang topik ini bisa anda baca di ajpe.